Thursday, November 30, 2006

Statistics for Research

Statistika merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara mendapatkan data, menganalisis dan menyajikan data serta mendapatkan suatu kesimpulan yang sah secara ilmiah. Sedangkan Sumantri (1995) berpendapat bahwa statistika digolongkan di luar ilmu tetapi merupakan salah satu unsur dari empat sarana pengembangan ilmu, yaitu bahasa, logika, matematika, serta statistika sendiri. Statistika merupakan sarana berpikir yang didasari oleh logika berpikir induktif. Dalam perkembangannya, statistika mulai berkembang pesat sejak tahun 1900-an ditandai dengan ditemukannya dasar teori statistika secara matematis oleh R.A. Fisher.
Statistika sangat berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam penelitian. Dari penelitianlah ditemukan teori-teori baru. Prof. A. A. Mattjik (2000) menegaskan bahwa sasaran utama dari mempelajari statistika adalah menggugah untuk memikirkan secara jelas prosedur pengumpulan data dan membuat interpretasi dari data tersebut menggunakan teknik statistika yang banyak digunakan dalam penelitian.
Sejalan dengan pentingnya statistika dalam penelitian, kedepan, persaingan dunia modern ditentukan oleh Hak Patent dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Tak luput dalam persaingan itu, Universitas Jember pun mempersiapkan diri menuju/menjadi Research University. Riset telah menjadi (satu-satunya) kekuatan utama sebuah perguruan tinggi. Ketajaman riset harus didukung oleh cara berpikir ilmiah metodologis, data yang berkualitas dan ketajaman analisis kuantitatif-kualitatif, serta penarikan kesimpulan yang sah (inferensia) yang hampir seluruhnya terangkum dalam statistika.
Mata kuliah statistika, khususnya metode statistika, merupakan mata kuliah yang diajarkan di hampir seluruh program studi bagi mahasiswa program Sarjana (S1). Mata kuliah ini memiliki tujuan antara lain agar mahasiswa dapat melakukan suatu penarikan kesimpulan penelitian secara sah dan ilmiah berdasarkan cara berpikir statistika.

Perkuliahan dan Belajar

Dalam dunia pendidikan, mahasiswa mengharapkan suatu perubahan keadaan dari tidak punya pengalaman menjadi seseorang yang ahli dalam bidang tertentu. Perubahan ini merupakan suatu tujuan yang ideal untuk suatu rencana kuliah yang telah disiapkan. Tentunya, tujuan ini dapat dicapai secara maksimal jika rencana perkuliahan telah mencakup aspek latar belakang, minat dan motivasi mahasiswa terhadap mata kuliah yang diajarkan.
Brigg dan Wagor dalam Davidson & Ambrose (1994) mendefinisikan perkuliahan seperti pengorganisasian pengajaran, sumber daya dan evaluasi yang mengarah kepada suatu perubahan langsung dan nyata dalam tingkah laku mahasiswa. Perkuliahan bukan hanya cara berkomunikasi dari papan tulis di dalam kelas. Tetapi lebih dari itu, perkuliahan merupakan forum kerjasama antar individu untuk terwujudnya suatu perubahan yang permanen dalam pengertian antar individu tersebut. Lebih jauh Mckeachi dalam Davidson & Ambrose (1994) mengajukan suatu konsep yang dikenal dengan the paradox of teaching yang menyarankan bahwa guru harus belajar dari murid agar murid lebih efektif dalam belajar.
Menurut Davidson & Ambrose (1994), ada beberapa alasan suatu lembaga pendidikan dan penelitian perlu mengambil suatu langkah serius dalam pengajaran, yaitu:
• Pendidikan adalah fungsi utama dari setiap universitas.
• Mahasiswa mengharapkan suatu perkuliahan yang bermutu tinggi.
• Perbaikan perkuliahan dapat membantu program penelitian karena terdapat banyak
latihan dan pemecahan masalah.
• Adanya rencana akademik yang telah teratur.
• Pengajaran dapat menghasilkan nilai yang sangat berharga, seperti pengetahuan dan
keahlian.


Statistika dan Metoda Ilmiah


Penelitian secara umum dapat diartikan sebagai penelusuran sistematik untuk memperoleh data dan fakta dari suatu permasalahan yang ingin diungkap. Tata cara yang digunakan oleh seorang peneliti untuk mendapatkan data dikenal dengan metode ilmiah. Metode ilmiah meliputi formulasi masalah, pengumpulan data dan fakta, penelusuran teori yang diperkirakan dapat menjelaskan permasalahan, pembuatan hipotesa yang perlu dibuktikan dengan suatu percobaan, penyusunan rencana percobaan secara objektif untuk dapat mengevaluasi hipotesa menggunakan data yang diperoleh dari percobaan. Proses dari suatu pemecahan masalah ini dapat disarikan seperti pada Gambar berikut (Matjik, A.A, 2000).

Keinginan untuk mengevaluasi suatu hipotesa secara objektif akan menghadapi kesulitan, terutama karena keterbatasan kemampuan seseorang untuk mendapatkan data secara keseluruhan. Oleh sebab itu peneliti harus mencari suatu alasan untuk membuat inferensia. Pencarian alasan ini merupakan salah satu sumber dari ketidakmenentuan dalam membuat inferensia. Proses ini memungkinkan untuk menolak hipotesa, tetapi tidak dapat membuktikan dengan pasti bahwa hipotesa yang dibuat adalah benar; yang diperoleh adalah benar dalam suatu batas keraguan.
Karena kemampuan seseorang hanyalah melihat contoh, inferensia yang dibuat akan tergantung pada hukum kemungkinan atau hukum kebiasaan (law of chance) yang mengakibatkan contoh tersebut muncul. Berdasarkan pengalaman empirik dari pengamatan keragaman dari contoh-ke-contoh telah dapat dibuat suatu tabel ketidakmenentuan. Misalnya, statistikawan dapat memilihkan suatu metode yang diketahui akan memberikan 90% inferensia benar dari semua kemungkinan contoh, tetapi dia tidak tahu bahwa contoh terpilih akan memberikan inferensia yang benar. Statistikawan dapat meningkatkan tingkat kepercayaan menjadi 99% dari semua kemungkinan contoh, yaitu dengan cara memperbanyak jumlah contoh, yang harus dipertimbangkan adalah peningkatan ketepatan dengan biaya yang dikeluarkan.

Mempelajari Statistika

Sasaran utama dari mempelajari statistika adalah untuk menggugah untuk memikirkan secara jelas prosedur pengumpulan data dan membuat interpretasi dari data tersebut dengan menggunakan teknik statistika yang banyak digunakan dalam penelitian. Pada prosedur tersebut banyak digunakan perhitungan dalam arti aritmatika bukan matematika bukan juga statistika.

Dengan bantuan komputer, perhitungan menjadi bukan permasalahan yang besar, tinggal memberikan arti atau interpretasi pada hasil perhitungan yang dikeluarkan komputer.
Mempelajari statistika bagi kebanyakan mahasiswa merupakan cara berfikir baru dimana harus menghitung dan memikirkan ketidakmenentuan atau ketidakpastian. Pada awal mempelajari statistika, karena kemampuan mahasiswa beragam, umumnya akan merasakan hambatan mental yang mengarah pada gangguan emosi. Kebanyakan mahasiswa lebih berhasil mempelajari statistika bila dikaitkan dengan masalah yang sedang dihadapi. Oleh karena itu latihan dan diskusi akan sangat membantu mengertikan dan membiasakan dalam menggunakan tehnik statistika (Matjik, A. A, 2000).
Hogg dalam Smith (1998) pernah melakukan penelitian yang kesimpulannya adalah mata kuliah statistika dipandang mahasiswa sebagai salah satu mata kuliah yang menakutkan. Tentunya pandangan di atas sangat tergantung sekali bagaimana seharusnya statistika diajarkan di kelas dan bagaimana membuat pandangan mahasiswa terhadap statistika berubah, bahkan bisa membuat mahasiswa menyukainya.
Berbagai metode pengajaran telah dikembangkan, dari hanya kuliah di kelas sampai menggunakan metode-metode yang sifatnya mengajak keaktifan mahasiswa untuk memahami penggunaan statistika dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya, Smith (1998) mengajukan suatu konsep tentang pengajaran statistika yang mengajak mahasiswa untuk selalu dekat dengan data dan berperan aktif dalam pembahasan materi kuliah.
Selain metode pengajaran, Dean (1982) menyatakan bahwa gambaran tentang harapan seorang mahasiswa setelah mengikuti perkuliahan merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi pandangan dan keberhasilan mahasiswa dalam perkuliahan. Harapan tersebut dapat tercermin dari motivasi seseorang dalam mengikuti perkuliahan. Namun motivasi dan harapan ini dapat ditingkatkan dan diperbaiki dengan pendekatan metode pengajaran yang lebih terarah dan terencana.
Seperti dikemukakan Hogg dalam Smith (1998) bahwa sebagian besar mahasiswa masih menganggap statistika sebagai mata kuliah yang sulit dan rumit, menunjukkan adanya persepsi terhadap statistika yang cenderung negatif. Persepsi dan sikap tersebut dibentuk oleh kesan pertama ”first mind” terhadap statistika, pengetahuan tentang apa itu statistika dan kesadaran akan manfaat statistika. Persepsi tersebut dapat mempengaruhi motivasi seseorang dalam belajar statistika. Motivasi yang positif, baik dari dalam maupun dari luar, diperlukan agar mahasiswa mempunyai pola belajar yang positif sehingga mahasiswa dapat berprestasi.
Disamping itu prestasi mahasiswa juga ditentukan oleh kualitas pengajaran, karena itu kualitas pengajaran harus terus menerus ditingkatkan. Upaya peningkatan kualitas pengajaran ini dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan pengajaran statistika oleh mahasiswa. Penilaian mahasiswa terhadap penyelenggaraan pengajaran statistika ini dibentuk oleh sikap dan persepsi tentang statistika serta harapan terhadap pengajaran.
Pada akhirnya, bila mahasiswa mempunyai tingkat penguasaan meteri statistika yang memadai, diharapkan terbentuk pola pikir riset dan pemecahan masalah. Pola pikir ini diharapkan dapat memperbaiki sikap dan persepsi mahasiswa.
Mendapatkan informasi tentang saran perbaikan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengajaran statistika agar lebih terarah dan terencana. Sehingga terbentuk pola pikir riset dan pemecahan masalah, dan pada akhirnya meningktatkan kualitas dan produktifitas penelitian di Universitas Jember. Upaya ini merupakan langkah awal menuju Research University

Bacaan
Daniel, W. W. 1978. Applied Nonparametric Statistics. Mifflin Comp. Houghton.
Davidson, C. I. & Ambrose S. A. 1994. The New Professor’s Handbook. A Guide to Teaching and Research in Engineering and Science. Anker Publishing Company, Inc. Bolton.
Dean, P.G. 1982. Teaching and Learning Mathematics. The Woburn Press. Totowa.
Eriyanto. 1999. Metodologi Pooling: Memberdayakan Suara Rakyat. Rosda, Bandung.
Guilford, J. P. & B. Fruchter. 1973. Fundamental Statistics in Psychology and Education. 5th edition. Mc Graw Hill. New York.
Hartati, D. I. 1999. Kajian terhadap Persepsi Masyarakat Jakarta tentang Calon Presiden pada Pemilu 1999. Skripsi. Jurusan Statistika F-MIPA-IPB, Bogor.
Kerlinger, F. N. 1973. Foundation of Behavioral Research. Holt, Rinehart and Winston, Inc. New York.
Kimeldorf, G., A. R. Sampson, & L. R. Whitaker. 1992. Min and Max Scoring for Two-Sample Ordinal Data. Journal of American Statistical Association, 82:241-247.
Scherer P. N. 1998. Testing for Association in contingency Tables with Multiple Column Responses. Biometrics, 54:630-637.
Smith, G. 1998. Learning Statistic By Doing Statistics. Journal of Statistics Education, 6(3).
Sumantri, J.S. 1995. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Saturday, November 25, 2006

Statistics for GoodGovernance


Statistika Terapan telah banyak digunakan dalam berbagai bidang. Peran statistika dalam penelitian dan pengembangan (research and development), managemen diyakini amat penting dan menentukan. Pada dasawarsa terakhir -- seiring dengan kemajuan pendidikan masyarakat dan perkembangan teori dan konsep pembangunan (developmentalism) serta keinginan mewujudkan penguatan masyarakat madani (civil empowerment) -- masyarakat dan swasta mendapat porsi yang besar dalam pembangunan, sementara pemerintah adalah pelaksana pembangunan tidak lagi mejadi “penentu” dalam segala hal.
Sebuah mazhab pembangunan yang dikenal dengan reinventing government menempat masyarakat pada posisi terpenting sebagai “pemegang saham mayoritas” dalam sebuah “perusahaan” pembangunan. Pemerintah dituntut untuk memahami kebutuhan, keinginan dan potensi dalam perencanaan pembangunan. Selama pembanguan berlangsung dibutuhkan proses evaluasi yang baik dan dilakukan secara kontinu. Penggali potensi dan keingian masyarakat memerlukan kuantifikasi yang baik melalui pengumpulan data yang valid dan reliable untuk menjamin kualitas data yang diperoleh. Evaluasi keberhasilan pembangunan harus dilakukan dengan analisis berbasis data yang tajam, berdasarkan ketercapaian pemenuhan kebutuhan masyarakat. Proses perencanaan dan evaluasi dalam managemen pembangunan seringkali melibatkan angka-angka untuk mengukur keberhasilan pembangunan.
Tampaknya tidak bisa dipungkiri, statistika berperan penting dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan. Bukan hanya pemerintah yang memerlukan statistika untuk membuat perencanaan yang tepat, lebih dari itu, masyarakat harus “melek” data (data literate). Masyarakat harus memahami pentingnya kualitas data dan informasi.

eLStat, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang didirikan pada tanggal 19 Mei 2005 bertujuan mempersiapkan masyarakat yang “melek” data, menjadi pendamping masyarakat untuk meningkatkan pola pikir statistika yang logis dan kritis terhadap suatu informasi (indikator) keberhasilan pembangunan. eLStat mengupayakan penyebarluasan statistika terapan (i) sebagai alat pengumpulan data dan pengolah informasi (ii) sebagai alat analisis perencanaan dan evaluasi pada manajemen pembangunan, dan (iii) alat pengambilan kesimpulan pada penelitian di berbagai bidang ilmu pengetahuan.